any one know about this name??
if you know her, you'll know the interesting thing of her, and for anyone who doesn't know, here it is for you
Maddi Jane is a talented young singer who was born in September 4, 1998. Maddi Jane has been singing since she was a little girl. Maddi Jane became famous after uploading her covers of songs by famous artists like Bruno Mars and Taylor Swift. At the time of this writing, the talented young singer’s YouTube channel ‘maddijanemusic’ has attracted over 165 million total upload views, and it has over 480,000 subscribers.
Maddi Jane is actively using a variety of social media platforms such as Facebook, Twitter, and MySpace. The talented young singer has gotten over 500,000 Facebook fans. Other than building her fan base online, Maddi Jane also encourages her fans to send traditional mail to her Nashville P.O. Box address. Because of her online popularity, her name is in the Billboard Social 50 chart.
amazing, right??
menakjubkan bukan??
si Maddi Jane ini udah sukses meng-cover beberapa lagu punya penyanyi terkenal, seperti lagu Rolling In The Deep karya Adele
Juga lagunya Bruno Mars yang Just The Way You Are,
Untuk video selanjutnya, dari lagunya Jessie J., Taylor Swift, Demi Lovato, dan lainnya nunggu kabar berikutnya..
keep waiting for it.
see you
Ternyata, dalam sebungkus mi ada fakta-fakta yang mengagetkan mengenainya, diantaranya :
1. Mienya sendiri, kalau dari cara pembuatannya, selain dicampurkan bahan pengawet ternyata ditambahkan juga bahan lilin untuk melapisi gulungan mienya biar tidak lengket satu sama lain. Wah, bisa dibayangkan tiap kali kita makan mie instant, secara otomatis kita makan bahan kimia dan bahan lilis pelapis ini, kalau sudah begini tentunya bahan-bahannya ini sangat susah untuk dicerna oleh tubuh dan bisa menjadi parasit dan racun dalam tubuh. 2.Bumbunya sendiri adalah bumbu yang terkandung garam berlebih, garam sendiri kalau dalam bahasa kimianya bisa disebut sodium chloride, yang kata orang2x kita kebanyakan garam bisa menyebabkan darah tinggi dll, terkandung juga MSG (Mono Sodium Glutamate) adalah bahan kimia umum untuk produk makanan mie instan ini, sebagian para ahli mengatakan bahwa konsumsi MSG yang berlebih dapat mengganggu fungsi kerja otak dan memacu timbulkan kanker 3.Kebanyakan minyak dalam kemasan mie instant adalah minyak jenuh, kandungan trans fatty acid yang berlebih dan bisa menyebabkan timbunan lemak terutama didaerah perut yang bisa menyebabkan banyak komplikasi penyakit-penyakit yang berhubungan dengan lemak. 4.Mie instant adalah salah satu makanan yang tidak banyak mengandung serat, yang namanya kurang serat, ini bisa menyebabkan BAB (Buang Air Besar) kita tidak lancar, kegemukan tentunya, paling menakutkan juga adalah kanker usus besar dan bisa jadi diabetes
Jadi, bagi yang tidak menginginkan atau tidak mau kesehatannya terganggu, lebih baik mengikuti cara konsumsi sehat mie instant, yakni : 1.jangan terlalu sering, karena walaupun nggak terlalu berbahaya tapi kalau dikonsumsi terlalu sering, bisa sangat mematikan 2.kalau bisa setiap masak mie instan tambahkan dengan sayur-sayuran, telur dan tambahan gizi yang lain. 3.Kalau makan mie instant yg kuah, ganti airnya 2 kali, kuah yg pertama akan menjadi kuning, kuah ini dibuang kemudian dibilas bentar dengan air matang terus dimasak lagi pake air yg baru, setelah itu baru campur bumbu-bumbunya, tambahkan juga dengan kecap, saus, telur dan sayur. 4.kalau mie instant yang goreng, cukup 1 kali perebusan, kemudian setelah di rebus disaring sebentar bilas dengan air matang lalu diamkan, lalu bumbunya diencerdkan pakai air setengah gelas kemudian mie-nya digoreng di wajan (digoreng sama bumbu yang diencerin) tambahkan merica dan kecap, bawang putih, telur, sayur dll.
nah, semoga info ini berguna bagi kita semua dan bisa lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan kita. see you at the next time
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.
Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.
Menurut masyarakat Baduy, yang dianggap merupakan sisa-sisa masyarakat Sunda asli, Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur. Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa Kerajaan Sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.
Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana. Bahkan, sejak 1966, Udjo Ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.
Jenis-jenis angklung antara lain :
Angklung dogdog lojor
Kesenian dogdog lojor terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan jakarta, Bogor, dan Lebak). Meski kesenian ini dinamakan dogdog lojor, yaitu nama salah satu instrumen di dalamnya, tetapi di sana juga digunakan angklung karena kaitannya dengan acara ritual padi. Setahun sekali, setelah panen seluruh masyarakat mengadakan acara Serah Taun atau Seren Taun di pusat kampung adat. Pusat kampung adat sebagai tempat kediaman kokolot (sesepuh) tempatnya selalu berpindah-pindah sesuai petunjuk gaib.
Angklung Kanekes
Angklung di daerah Kanekes (kita sering menyebut mereka orang Baduy) digunakan terutama karena hubungannya dengan ritus padi, bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Menabuh angklung ketika menanam padi ada yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di Kaluaran (Baduy Luar). Meski demikian, masih bisa ditampilkan di luar ritus padi tetapi tetap mempunyai aturan, misalnya hanya boleh ditabuh hingga masa ngubaran pare (mengobati padi), sekitar tiga bulan dari sejak ditanamnya padi. Setelah itu, selama enam bulan berikutnya semua kesenian tidak boleh dimainkan, dan boleh dimainkan lagi pada musim menanam padi berikutnya. Menutup angklung dilaksanakan dengan acara yang disebut musungkeun angklung, yaitu nitipkeun (menitipkan, menyimpan) angklung setelah dipakai.
Angklung Gubrag
Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung). Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik.
Angklung Badeng
Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Dulu berfungsi sebagai hiburan untuk kepentingan dakwah Islam. Tetapi diduga badeng telah digunakan masyarakat sejak lama dari masa sebelum Islam untuk acara-acara yang berhubungan dengan ritual penanaman padi. Sebagai seni untuk dakwah badeng dipercaya berkembang sejak Islam menyebar di daerah ini sekitar abad ke-16 atau 17. Pada masa itu penduduk Sanding, Arpaen dan Nursaen, belajar agama Islam ke kerajaan Demak. Setelah pulang dari Demak mereka berdakwah menyebarkan agama Islam. Salah satu sarana penyebaran Islam yang digunakannya adalah dengan kesenian badeng.